Gempa berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) yang mengguncang Aceh pada Rabu lalu benar-benar mengejutkan warga. Kekuatan gempa yang berasal dari darat itu memang lebih kencang dirasakan.
Getaran paling kencang terasa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Salah satu warga, Nurmasita, mengaku khawatir getaran gempa itu memicu gelombang tsunami.
Memang kabupaten tersebut berbatasan dengan garis pantai. Tak pelak, dia pun waswas. Gempa yang terjadi sekitar pukul 05.03 WIB itu pun membangunkannya.
"Iya waktu itu saya lagi tidur, tahu-tahu barang-barang sudah berjatuhan," kata Nurmasita saat ditemui di sekitar Pasar Meureudu, Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12/2016).
Dia pun langsung membawa anaknya yang juga tengah terlelap. Saat berada di luar rumah, dia juga melihat banyak warga yang berlarian menyelamatkan diri.
"Saya langsung ambil anak lalu keluar. Sudah banyak yang berlarian waktu saya keluar. Kita takut kejadian tsunami lagi, kejadian lagi. Apalagi pas siang kabarnya banyak korban di sini. Malam juga ada gempa lagi, tapi lebih kecil," kata Nurmasita.
Senada dengan Nurmasita, warga lain bernama Fakhrurrozi juga cemas dengan gelombang tsunami selepas gempa itu. Dia pun langsung bergegas mencari tempat yang lebih tinggi.
"Kita semua lari ke selatan, karena memang di sebelah selatan merupakan tempat yang tinggi. Trauma kejadian tsunami terulang lagi. Apa lagi banyak masjid, toko, gedung-gedung roboh," kata Fakhrurrozi.
Gelombang tsunami memang pernah menerjang Aceh pada Desember 2004. Tsunami itu awalnya dipicu gempa berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR di dasar laut yang berjarak sekitar 20-25 kilometer di lepas pantai.
(dhn/tor)
Cerita Soal Trauma Tsunami yang Menyergap Korban Gempa Aceh
http://ift.tt/2hn6eat
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Soal Trauma Tsunami yang Menyergap Korban Gempa Aceh"
Post a Comment