Meski hidup dengan kondisi fisik yang sangat memprihatinkan itu tetap ceria dan semangat menjalani aktivitas sehari-harinya. Saat ditemui di rumahnya yang beralamat di RT 02/ RW 12 Dusun Tulungrejo, Desa Gedok, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Selasa (6/12/2016), dia tetap ceria.
Tidak tampak sedikitpun kesakitan seperti yang dibayangkan orang yang melihat fotonya yang tersebar di berbagai media sosial beberapa hari belakangan ini.
Sambil asyik bermain game di handphone kakaknya, Joko, ayah Bintang mulai bercerita awal mula penyakit yang tergolong langka itu diderita anaknya.
"Sejak umur satu tahun itu tumbuh benjolan seperti bekas digigit nyamuk di pipi kiri lama kelamaan tumbuh daging menggelambir," tuturnya.
Joko pun lalu membawa Bintang ke dokter anak di kota Blitar. Menurut keterangan dokter hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena akan hilang dengan sendirinya setelah tumbuh gigi susu.
Namun setelah gigi Bintang tumbuh, benjolan di pipinya semakin membesar dan keras. Joko pun dibuat bingung, hingga akhirnya dokter anak yang menanganinya merujuk untuk berobat ke RS Dr Sutomo Surabaya.
"Waktu itu kami dianjurkan memakai Jamkesda biar biayanya tak mahal, namun karena selalu lambat penanganan dari pihak rumah sakit , saya tetap mengeluarkan biaya supaya cepat mendapat penanganan seperti selang untuk operasi pengambilan sampel daging dagu itu saya beli sendiri," kata Joko.
Proses diagnosa dan analisa tim medis ternyata tak cukup sehari dua hari. Joko dan istrinya harus bolak balik Blitar Surabaya untuk mendapatkan jawaban penyakit anaknya dan pengobatan yang tepat untuk mengatasinya. Biaya yang dikeluarkan pun sangat besar hingga Joko harus menjual rumah hasil kerja kerasnya sebagai TKI beberapa tahun di Malaysia.
"Waktu itu laku Rp 250 juta, kami pakai wira wiri Blitar Surabaya selama tiga bulan dan sempat indekost juga biar tak capek di jalan, saya sisihkan hanya Rp 20 juta untuk beli lahan di Jatimalang," imbuhnya.
Bintang yang saat itu berusia 2,5 tahun pun tidak pernah mengeluh kesakitan walaupun benjolan di dagunya semakin mengeras dan membesar. Hingga akhirnya jawaban dari tim medis RS dr Sutomo membuat kecewa Joko dan istrinya.
"Dokter Indra Maulana yang memimpin tim dokter bilang, Bintang menderita tumor gusi yang tergolong jinak namun menyerang tulang hingga tidak bisa dioperasi," ungkap Joko.
Namun keterangan dokter itu sempat dibantah Joko yang berkeyakinan jika benjolan keras itu berupa daging bukan tulang. "Sampai saya itu dibelikan bakso sama dokter Indra biar gampang paham dengan penjelasannya," katanya.
Bahkan Joko berpikir, tim dokter tidak mau mengoperasi anaknya karena dia memakai fasilitas Jamkesda.
Sejak itu, upaya penyembuhan Bintang dilakukan dengan berbagai cara, namun rupanya belum membuahkan hasil. Kondisi Bintang semakin memprihatinkan. Joko dan istrinya tak pernah putus asa, mereka tetap mengusahakan penyembuhan Bintang .
"Saya berharap Bintang mendapatkan pengobatan yang tepat walaupun kami tidak tahu kapan waktu itu datang, yang jelas kami tidak diam apalagi Bintang selaku gembira dengan kondisinya sekarang. Itu yang memacu kami tetap bersemangat mencari jalan pengobatan baginya," ungkap Joko dengan optimis.
Foto: Bintang saat masih balita/ Erliana Riady detikcom
|
Berbagai Pengobatan Alternatif Sudah Dicoba
Begitu tim medis RS Tipe dr Sutomo, Surabaya, menyatakan bahwa Bintang tidak bisa dioperasi dan akan sembuh sendiri jika sudah dewasa, orang tuanya tidak menerima keputusan itu begitu saja.
Mereka pun akhirnya beralih ke pengobatan alternatif . Setiap informasi pengobatan yang dikatakan orang, ayah dan ibu Bintang berusaha mendatanginya.
"Pokoknya ada orang cerita di sana ada yang bisa obati, langsung saya datangi mbak, gontho-gontho (berharap cepat ) waras," kata Joko.
Ada yang katanya penyakitnya dipindah ke kambing sampai Joko minta kambing yang paling besar supaya hewan itu bisa menampung semua penyakit anaknya. Ada juga yang ditransfer ke telur yang diusap ke penyakit anaknya bahkan ada juga yang disuruh minum air putih yang sudah didoakan seorang ulama.
"Melihat saya wira wiri obati Bintang kadang kehujanan sampai ibunya ikutan sakit, ada seorang Lurah di Garum itu tiba-tiba meninggalkan mobil pick-upnya di sini. Katanya buat transportasi kalau obati Bintang, padahal saya tak bisa nyetir mobil ," ungkap Joko sambil menyeka air mata yang spontan menetes di pelupuk matanya.
Dan untuk pengobatan inilah, Joko terpaksa menjual tanah yang dibeli dari menyisihkan uang hasil penjualan rumahnya .
"Alhamdulillah saya belinya waktu itu masih Rp 20 juta, tahun lalu terjual Rp 200 juta," jelasnya.
Namun pengobatan alternatif yang Bintang jalani selama 4 setengah tahun itu rupanya belum juga memberikan hasil yang diinginkan. Kondisi Bintang semakin parah walaupun usianya sudah menginjak 7 tahun.
Bahkan beberapa bulan yang lalu keseimbangan Bintang mulai terganggu. Saat berjalan mau duduk, Bintang terjatuh yang mengakibatkan tulang kiri pinggulnya bergeser dari posisi semula.
"Saya bawa ke Sangkal Putung di Tulungagung tapi hasilnya gak maksimal, akhirnya saya bawa ke RS ortopedi dr Suharso di Solo tapi mereka tidak berani mengambil tindakan medis setelah tahu kondisi tumor gusinya," ungkapnya
Akhirnya anak yang lahir pada 18 Februari 2009 itu dirujuk ke RS Moewardi Solo. Disana Bintanf kembali di scan full body dan tim medis rumah sakit itu bersedia mengoperasi pinggang Bintang asal rahangnya dioperasi terlebih dahulu.
"Saat mereka bilang rahang Bintang bisa dioperasi rasanya seperti benar-benar melihat bintang di langit, tapi begitu mereka bilang harus menyiapkan dana yang sangat besar, saya putuskan pulang dulu ke Blitar karena saya sudah ndak punya apa-apa," Joko pun kembali menitikkan air mata.
Rupanya kesedihan keluarga ini pun berangsur terobati. Seorang teman meng-upload photo Bintang di medsos. Bantuan pun berdatangan, bahkan bersamaan dengan jurnalis detikcom berkunjung ke rumah Bintang malam ini, rombongan donatur dari Malang yang merupakan link dari Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) menyerahkan sumbangan biaya pengobatan sebesar Rp 50 juta.
"Saya jadi merepotkan banyak orang, banyak yang melihat rumah yang saya tempati bagus, punya mobil tapi kok mendapat sumbangan karena mereka tidak tahu kalau ini rumah mertua saya, saya numpang dan mobil itu juga belas kasihan Lurah Garum, tapi tak apa-apa, semua ingin yang terbaik untuk Bintang," akui Joko apa adanya.
(bdh/rvk)
Derita Bintang, Bocah 7 Tahun Idap Tumor di Gusi
http://ift.tt/2h19RX6
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Derita Bintang, Bocah 7 Tahun Idap Tumor di Gusi"
Post a Comment