Bangunan 2 lantai yang terletak di Jalan Raya Medan-Banda Aceh, Ulee Glee, Aceh tersebut merupakan coffee shop dan juga sebuah penginapan. Bangunan ini fasilitas dari sebuah SPBU yang melayani pelanggan 24 jam.
"Untuk tempat makan dan ngopi di lantai 1, dan lantai 2 penginapan," kata pemilik SPBU Sibral Malasyi di lokasi kejadian, Jumat (9/12/2016).
Foto: Noval Dhwinuary Antony/detikcom
Duka pemilik SPBU di Pidie Aceh |
Saat gempa terjadi, Sibral mengatakan seorang pengunjung dari Kota Idi, Aceh Timur, sedang menginap. 7 orang karyawannya juga tengah bekerja. Ada beberapa orang yang tidak sempat menyelamatkan diri saat gempa sehingga tertimbun reruntuhan.
"Jadi ada 1 orang tamu menginap di atas, tidak sempat menyelamatkan diri sehingga meninggal. Ada juga 4 orang karyawan saya yang meninggal. 3 orang karyawan mengalami patah tulang," ujarnya.
Gempa yang terjadi disebut Gibral melebihi apa yang dirasakan warga saat gempa tsunami tahun 2004. Guncangannya langsung meruntuhkan bangunan dengan sangat cepat. Hal ini membuat korban tidak sempat menyelamatkan diri.
"Karena gempa bumi yang kita alami kemarin guncangannya sangat tinggi. Kalau kita rasakan lebih tinggi dari 2004. Yang tiba-tiba langsung roboh, dan kita tidak sempat berlarian. Kalau tsunami kita bisa berlarian untuk mencari perlindungan," katanya.
Foto: Noval Dhwinuary Antony/detikcom
Duka pemilik SPBU di Pidie Aceh |
Pengunjung yang meninggal itu membawa sebuah mobil Toyota Terios warna putih. Kondisi mobil ringsek di bagian depan akibat reruntuhan.
Selain itu, bangunan asrama karyawati Sibral yang terletak di belakang SPBU juga runtuh. 5 orang karyawatinya yang sedang terlelap menjadi korban jiwa. Saat ini, para korban meninggal di 2 bangunan tersebut telah berhasil dievakuasi tim gabungan pada Kamis (8/12) kemarin.
(idh/dha)
Duka Pemilik SPBU di Pidie Jaya, Karyawan dan Pengunjungnya Tewas
http://ift.tt/2hmeKuh
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duka Pemilik SPBU di Pidie Jaya, Karyawan dan Pengunjungnya Tewas"
Post a Comment