"Ya ini mungkin bentuk euforia masyarakat. Daripada memikirkan politik, mendingan memikirkan telolet telolet," kata Anton usai meninjau pangamanan acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal di Gedung Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat malam (23/12/2016).
Menurut Anton, fenomena yang semula dipopulerkan masyarakat di kawasan Pantai Utara (Pantura) ini bakal meriah sesaat saja. Keriuhan 'om telolet om' yang membetot perhatian dunia dianggap Anton berkat andil media sosial dan media massa.
"Hanya temporer. Jadi (demam 'om telolet om') di masyarakat itu karena kehebatan media," ucap jenderal bintang dua ini.
Selagi niatnya cuma hiburan belaka, Anton tak mempermasalahkan masyarakat memburu suara klaksos telolet. Namun, lanjut dia, masyarakat dan sopir bus telolet mesti memerhatikan keselamatan jiwa, serta tidak mengganggu ketertiban umum dan menghambat arus lalu lintas.
"Enggak boleh itu memberhentikan bus biar telolet telolet, kan bahaya," ujar mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini.
(bbn/hri)
Kapolda Jabar: Enggak Boleh Berhentikan Bus Biar Telolet Telolet, Bahaya
http://ift.tt/2hQEtua
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kapolda Jabar: Enggak Boleh Berhentikan Bus Biar Telolet Telolet, Bahaya"
Post a Comment