Search

Sejarawan Soal Hari Ibu: Mengapa Hanya 1 Perempuan di Desain Baru Rupiah?

Jakarta - Menilik sejarahnya, Hari Ibu ditandai dengan digelarnya Kongres Perempuan Indonesia pada 1928. Mereka berkumpul di Yogyakarta untuk memperjuangkan arah politik Indonesia guna mencapai kemerdekaan negara.

Sejarawan Asvi Warman Adam menilai sudah saatnya pemerintah saat ini memberikan porsi yang ideal kepada peran perempuan. Salah satunya dalam pemberian gelar pahlawan nasional.

"Mereka tidak mengerti saja dan tidak peduli dan usulan atau pandangan itu, tidak sampai ke telinga presiden," kata sejarawan Asvi Warman Adam saat berbincang dengan detikcom, Kamis (22/12/2016).

"Tahun ini presiden mengatakan cuma memilih satu pahlawan nasional. Dan satu pahlawan nasional ini kan bisa perempuan, kenapa harus laki-laki?" sambung peneliti LIPI itu.

Dalam catatan Asvi, saat ini ada 169 pahlawan nasional. Dari jumlah itu, baru 12 di antaranya yang perempuan.

"Itukan berapa persennya coba. Mungkin 8 persenan ya," ujar pria kelahiran 8 Oktober 1954 itu.

Menurut Asvi, hal itu menunjukan negara sangat sedikit penghargaannya kepada perempuan. Bahkan dari 12 pahlawan nasional di desain uang baru Indonesia, hanya satu perempuan yang ditampilkan.

"Padahal kita sudah ada banyak pahlawan perempuan tetapi kenapa cuma satu yang ditampilkan di uang rupiah baru yaitu Cut Meutia," ucap Asvi.
(asp/dnu)


Sejarawan Soal Hari Ibu: Mengapa Hanya 1 Perempuan di Desain Baru Rupiah?
http://ift.tt/2hXBLU5

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Sejarawan Soal Hari Ibu: Mengapa Hanya 1 Perempuan di Desain Baru Rupiah?"

Post a Comment

Powered by Blogger.