Catatan detikcom, kedua aksi perampokan tersebut diwarnai aksi penyanderaan hingga penyekapan. Di Pondok Indah, Jakarta Selatan, kejadian perampokan tidak menimbulkan korban tewas, tetapi para pelaku yang diotaki oleh Adhi John ini sempat diwarnai drama penyanderaan.
Peristiwa perampokan di rumah milik eks petinggi ExxonMobil, Asep Sulaiman, di Jalan Bukit Hijau IX nomor 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan, terjadi pada Sabtu 3 September 2016 silam. Aksi perampokan ini direncanakan oleh Adhi yang merupakan mantan sopir petinggi ExxonMobil.
|
Menjelang pagi hari, mereka masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan seorang babysitter. Babysitter tersebut kemudian ditodong senjata api, lalu diajak untuk menunjukkan kamar majikannya.
Asep yang saat itu sedang tidur bersama istrinya kemudian terbangun. Adhi John Cs kemudian mendobrak pintu kamar utama sebelum akhirnya istri korban pergi ke balkon dan meminta pertolongan.
|
Babysitter itu berhasil lolos, setelah Adhi John memintanya dibuatkan mi rebus. Sementara Asep dan keluarga yang disekap, berusaha mengajak Adhi untuk berkomunikasi.
Hingga akhirnya Adhi John meminta maaf dan mencium kaki Asep serta istrinya. Di sisi lain, polisi yang mendapat laporan dari warga telah mengepung rumah Asep.
AKBP Herry Heryawan yang saat itu menjabat sebagai Wadirkrimum Polda Metro Jaya berulang kali meminta pelaku untuk menyerahkan diri, melalui pengeras suara. Dalam hitungan jam, polisi berhasil melumpuhkan Adhi John Cs dan menangkap para pelaku lainnya.
Kasus tersebut telah dinyatakan P21 sebulan lalu. Para tersangka sudah diserahkan tahap dua ke Kejari Jaksel secara bertahap. Terakhir, Adhi John diserahkan ke Kejari Jaksel pada 20 Desember lalu.
Hampir serupa dengan kejadian di Pondok Indah. Aksi perampokan sadis juga terjadi di rumah Ir Dodi Triono, seorang arsitek, di Jl Pulomas Utara No 7A Pulogadung, Jakarta Timur.
Lokasi penyanderaan di Pulomas |
"Sementara (motifnya) murni perampokan karena ada barang korban yang hilang," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan saat ditemui detikcom di ruangannya, Rabu (28/12/2016).
Kapolda mengatakan, saat datang ke rumah korban, para pelaku menanyakan di mana kamar majikannya. "Kalau ada motif lain, tanyanya enggak di mana kamar majikanmu, tapi di mana majikanmu," imbuh Iriawan.
Dari hasil olah TKP dan keterangan para saksi, para korban disekap sejak Senin (26/12) sekitar pukul 14.30 WIB. Rekaman CCTV di rumah korban menunjukkan peristiwa itu bermula ketika siang itu, Yanto, sopir Dodi yang juga korban tewas, hendak keluar rumah.
Dia lalu ditodong dua pria bersenjata api dan golok. Yanto kemudian digiring masuk ke dalam rumah. Seluruh korban kemudian dikumpulkan.
Dodi yang tiba di rumah belakangan, ikut disekap. Total 11 orang, termasuk Dodi dimasukkan ke dalam toilet di ruangan dapur. Mereka dikunci selama 18 jam hingga akhirnya dibebaskan pada Selasa (27/12) sekitar pukul 09.30 WIB.
Enam orang tewas kehabisan napas akubat disekap di ruangan sempit itu. Sementara lima orang lainnya dilarikan ke rumah sakit karena dehidrasi dan kekurangan oksigen.
Ralman Butarbutar |
Ramlan tewas ditembak polisi karena melawan, sementara Erwin luka tembak di kakinya. Alfins juga ditembak di kakinya karena berusaha kabur saat ditangkap, Rabu (28/12) petang.
(mei/fjp)
Gempar Penyanderaan di Pondok Indah dan Pembunuhan Pulomas
http://ift.tt/2iH5QUS
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gempar Penyanderaan di Pondok Indah dan Pembunuhan Pulomas"
Post a Comment