"Belum waktunya, masih jauh sekali. Dan saya tidak setuju ya," kata Ryamizard kepada wartawan di Lapangan Imam Bonjol, Padang, Sumatra Barat, Senin (19/12/2016).
Dia mejelaskan, akan rawan keributan jika tentara memiliki hak pilih. Hal tersebut harus dihindari.
"Nanti kalau punya hak pilih, ada tentara PDIP (Partai Demokrasi Indonesia), tentara (Partai) Golkar, nanti berkelahi. Lagi partainya berkelahi, tentaranya juga berkelahi. Bahaya itu, enggak boleh," kata mantan KSAD TNI 2002/2005 itu.
Menurut dia, sistem Pemilu saat ini sudah sesuai. "Sekarang kan bagus," ucapnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, ada kemungkinan anggota TNI akan mendapatkan hak pilih. Wacana itu disampaikan saat rapat bersama Pansus RUU Pemilu pada Selasa (13/12/2016).
Diberikan atau tidak hak pilih akan diputuskan setelah evaluasi Pemilu Serentak 2024. Tahun 2024 dianggap sebagai tahun yang krusial.
"Saya pikir di tahun 2024 kan ada Pemilu serentak, setelah itu baru dievaluasi apakah TNI harus ikut memilih atau tidak memilih," kata Gatot di Gedung DPR, Selasa (13/12).
(aik/erd)
Menhan Soal Hak Pilih TNI: Belum Waktunya, Masih Jauh Sekali
http://ift.tt/2gR2gpM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menhan Soal Hak Pilih TNI: Belum Waktunya, Masih Jauh Sekali"
Post a Comment