"Sejak tahun 2011 sampai saat ini sudah lebih dari 12.000 WNI yang kita repratriasi dari Suriah. Terakhir itu ada sekitar 14 orang yang kita repratriasi dari Suriah pada 16 Desember 2016 kalau tidak salah. Bahwa masih ada WNI di sana, angka pastinya kita tidak ketahui karena kita tidak memiliki data yang detail. Karena banyak dari mereka masuk dengan ilegal ke Suriah," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir.
Hal itu disampaikan Arrmanatha dalam media briefing di Kemlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2016).
Indonesia, imbuhnya sudah melakukan moratorium pengiriman tenaga kerja ke Suriah beberapa tahun lalu. Sehingga yang datang ke Suriah adalah WNI yang tidak terdaftar alias ilegal atau korban trafficking.
"Kita secara resmi tidak pernah lagi mengirimkan tenaga kerja ke Suriah sudah sejak lama. Dan sehingga yang ada di sana adalah orang Indonesia yang datang secara tidak terdaftar. Ada juga mungkin korban TPPO. Nah ini yang kita terus cari, yang kita coba bantu apabila ada orang Indonesia yang harus kita bawa keluar," paparnya.
Masih ada ribuan WNI di Suriah. KBRI Damaskus sendiri masih beroperasi normal. Untuk di Aleppo yang kini menjadi wilayah perang, KBRI Damaskus memiliki penghubung untuk keperluan evakuasi bila ditemukan WNI di sana, karena tidak bisa mengakses ke wilayah itu.
"Ada mungkin sekitar 2000-an atau lebih yang ada di sana. Namun yang perlu kita tekankan di sini bahwa pemerintah Indonesia itu hanya merupakan dari sedikit negara yang masih memiliki perwakilan di sana. Kita masih membuka KBRI kita di Damaskus, selain itu kita juga memiliki shelter di Aleppo dan satu bagian lagi di Suriah. Di Aleppo sendiri kita memiliki penghubung, orang Suriah yang membantu mengeluarkan warga negara kita apabila mereka membutuhkan bantuan kita," kata dia.
(nwk/ita)
Kemlu: Masih Ada 2 Ribuan WNI di Suriah, Mayoritas Tidak Terdaftar
http://ift.tt/2hYNtLK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemlu: Masih Ada 2 Ribuan WNI di Suriah, Mayoritas Tidak Terdaftar"
Post a Comment