PDIP menjadi partai kedelapan yang mengusung Jokowi sebagai Capres 2019. Sebelumnya ada Partai NasDem, Hanura, Golkar, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Persatuan Pembangunan, Perindo, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Di antara delapan partai pendukung Jokowi hanya PKPI yang dinyatakan tak lolos Pemilu 2019 oleh KPU.
Di dukung delapan partai, bagaimana tingkat keterpilihan Jokowi sebagai calon presiden 2019?
Sejumlah lembaga sejak Januari lalu melakukan survei atas elektabilitas atau tingkat keterpilihan Jokowi sebagai Capres. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan surveinya pada 7-14 Januari 2018 dengan metode multistage random sampling. Ada 1.200 responden yang disurvei. Margin of error survei 2,9 persen. Metode wawancara adalah tatap muka dan menggunakan kuesioner.
Hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi sebagai Capres 2019 masih yang terkuat dibanding calon lainnya. Jika Pilpres 2019 dilakukan hari ini, 48,50% responden akan memilih Jokowi. Sedangkan 41,2 % pemilih akan memilih pemimpin baru dan 10,30% tidak menjawab atau tidak tahu.
Namun menurut survei LSI Denny JA, posisi Jokowi belumlah aman. Peluang dia terpilih kembali menjadi presiden pada 2019 mendatang terancam oleh popularitas sejumlah tokoh. Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan 3 nama dengan tingkat popularitas tinggi.
Hasil survei Poltracking Indonesia juga menempatkan Jokowi sebagai Capres 2019 dengan elektabilitas terkuat. Survei Poltracking menggunakan 1.200 responden di 34 provinsi, dilakukan pada 27 Januari sampai 3 Februari 2018, menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 2,83%.
Pada survei 'top of mind', Jokowi mendapat 45%, Prabowo 19,8%, SBY 0,8%, Anies Baswedan 0,6%, Ridwan Kamil 0,6%, Jusuf Kalla 0,5%, dan nama-nama lain. Semua nama berjumlah 15 nama. Ketika head to head yakni Jokowi versus Prabowo, hasilnya Jokowi unggul dengan 57,6% dan Prabowo memperoleh 33,7%.
Elektabilitas Jokowi juga unggul di survei Indo Barometer. Survei dilaksanakan pada 23-30 Januari 2018 di 34 provinsi. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden dengan margin of error sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode penarikan sampel adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
Indo Barometer melakukan simulasi jika Jokowi kembali melawan Prabowo di Pilpres 2019. Hasil simulasi 2 nama, Jokowi unggul dengan angka 48,8 persen. Sedangkan Prabowo berada di angka 22,3 persen.
Sebanyak 17,2 persen responden belum memutuskan, 6,0 persen masih merahasiakan, 1,2 persen tidak akan memilih, dan 4,5 persen tidak menjawab.
Lembaga Media Survei Nasional (Median) juga melakukan riset tentang elektabilitas tokoh politik menjelang Pilpres 2019. Hasilnya, elektabilitas Joko Widodo lebih tinggi jika dibandingkan dengan Prabowo Subianto.
Dalam risetnya, Median menggunakan sampel 1.000 responden. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling sejak 1 sampai 9 Februari 2018. Dengan margin of error kurang-lebih 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei Median menunjukkan elektabilitas Jokowi masih paling tinggi yakni 35 persen, Prabowo 21,2 persen, Gatot Nurmantyo 5,5 persen, Anies Baswedan 4,5 persen, dan Agus Harimurti 3,3 persen.
(erd/van)
Baca Kelanjutan Didukung PDIP dan 7 Parpol, Seberapa Kuat Jokowi di Pilpres 2019 : http://ift.tt/2Fom4P6
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Didukung PDIP dan 7 Parpol, Seberapa Kuat Jokowi di Pilpres 2019"
Post a Comment