Pada awal periode, Novanto dari Fraksi Partai Golkar ditetapkan menjadi Ketua DPR dengan sistem paket bersama 4 wakilnya. Yakni Fadli Zon (Fraksi Gerindra), Fahri Hamzah (Fraksi PKS), Taufik Kurniawan (Fraksi PAN), dan Agus Hermanto (Fraksi Partai Demokrat).
Posisi Novanto pun digoyang pada akhir tahun 2015. Ketum Partai Golkar ini terbelit kasus 'papa minta saham' yang sempat membuat geger jagad nasional. Menteri ESDM yang saat itu masih dijabat oleh Sudirman Said melaporkan Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dalam perbincangannya dengan Presiden PT Freeport Indonesia, saat itu masih Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha Reza Chalid tentang saham Freeport.
Setya Novanto datangi Sidang MKD |
Sudirman Said membawa serta barang bukti berupa rekaman pembicaraan Maroef, Novanto, dan Reza Chalid dalam pertemuan di Hotel Ritz-Carlton Jakarta pada 8 Juni 2015. Sidang kasus 'papa minta saham' ini pun menjadi perhatian publik. Namun tepat di hari MKD hendak menjatuhkan sanksi, Novanto terlebih dahulu memutuskan untuk mengundurkan diri pada 16 Desember 2015. MKD pun tak jadi menjatuhkan sanksi kepada Novanto.
Novanto pun membacakan pidato pengunduran dirinya pada rapat paripurna DPR hari Jumat (18/12/2015). Alasannya mundur diakui sebagai bentuk penghormatan kepada seluruh rakyat Indonesia.
"Peristiwa politik yang harus perlu kita landasi untuk menjaga harkat dan martabat DPR sebagai lembaga negara Republik Indonesia," ungkap Novanto kala itu.
Meski Novanto mundur pada Desember 2015, penggantinya baru dilantik pada Januari 2016. Secara sah ketua DPR baru dilantik pada 11 Januari 2016. Novanto digantikan oleh sesama anggota Fraksi Golkar DPR, Ade Komarudin.
Ade Komarudin Dilantik Jadi Ketua DPR |
Pelantikan pria yang akrab disapa Akom itu di rapat paripurna DPR pada Senin (11/1/2016) berjalan mulus meski diwarnai sejumlah interupsi dari anggota dewan. Di awal kepemimpinannya, Akom mengubah banyak hal. Ia menyoroti tingkat absen anggota dewan yang rendah, hingga pembatasan kunjungan kerja dewan ke luar negeri. Bahkan ia turun sidak langsung untuk mengecek toilet-toilet di lingkungan parlemen. Termasuk masalah legislasi yang terus ia awasi secara ketat.
Meski Novanto lengser dari Ketua DPR saat itu, namun dia tak benar-benar terpuruk. Novanto menjadi Ketua Fraksi Golkar menggantikan Akom di DPR dan melakukan perombakan-perombakan di internalnya.
Bahkan Novanto berhasil menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dia terpilih lewat Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali, pada 17 Mei 2016. Kala itu, Novanto berhasil mengalahkan Akom lewat proses sampai fajar menyingsing.
Gonta Ganti Ketua DPR dalam Setahun
http://ift.tt/2ikpUjp
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gonta Ganti Ketua DPR dalam Setahun"
Post a Comment